Kamis, 13 Agustus 2015

Memahami Sastra Islam

Sastra dalam Islam (Arab) disebut dengan adab. Dalam keseharian, kita bisa mengaitkannya dengan kesopanan, kesantunan, atau dengan istilah kelembutan kata. Sudah tetntu untuk menilai sikap dan tingkah laku seseorang, kita melihatnya dengan adab. Baik dengan melihat kesopanannya, kesantunannya, atau dengan kelembutan tutur katanya saat bicara. Namun defenisi adab di dalam sastra jauh lebih besar daripada itu. Menurut Shauqi Dhaif, adab (sastra) adalah karya yang dapat membentuk ke arah kesempuurnaan kemanusiaan, yang di dalamnya terkandung ciri estetika dan kebenaran. Dalam Islam, sastra haruslah mendorong hasrat masyarakat untuk menjadi pembaca yang baik. Masyarakatlah yang menjadi target utama pemahaman kesusastraan. Jadi sastra Islam lebih mengarah pada pembentukan jiwa. Definisi seni dan sastra Islam menurut Said hawa dalam bukunya Al Islam, adalah seni/sastra yang berlandaskan kepada akhlak Islam. Senada dengan Said Hawa, menurut Ismail Raja Al Faruqi, seni Islam adalah seni infiniti (seni ketakterhinggaan), di mana semua bentuk kesenian diakomodir pada keyakinan akan Allah. Ia juga menyatakan bahwa ekspresi dan ajaran Al-Qur’an merupakan bahan materi terpenting bagi ikonografi seni/sastra Islam. Dengan demikian seni Islam dapat dikatakan sebagai seni Qurani atau seni Rabbani. Harun Daud berkata, “Tujuan kesusastraan adalah untuk mendidik dan membantu manusia ke arah pencapaian ilmu yang menyelamatkan. Bukan membentuk makna spekulatif. Sebuah karya sastra atau karya seni dalam Islam adalah alat atau bantuan dan bukannya pengakhiran realita itu sendiri.” Sementara menurut Shanon Ahmad bersastra dalam Islam haruslah bertonggakkan Islam, yaitu sama seperti beribadah untuk dan karena Allah. Dalam Manifes Kebudayaan dan Kesenian Islam 13 Desember 1963 di Jakarta – yang dideklarasikan untuk merespon Lekra dan Manifes Kebudayaan 17 Agustus 1963 – para seniman dan budayawan muslim beserta para ulama yang dimotori Djamaluddin Malik, menyatakan bahwa yang disebut dengan kebudayaan, kesenian (kesusastraan) Islam ialah manifestasi dari rasa, karsa, cipta dan karya manusia muslim dalam mengabdi kepada Allah untuk kehidupan umat manusia. Seni Islam adalah seni karena Allah untuk umat manusia yang dihasilkan oleh para seniman muslim bertolak dari ajaran wahyu Illahi dan fitrah insani. Setelah kita memahami definisi maupun tujuan dari sastra Islam, ada hal yang perlu kita jawab, yaitu apakah yang akan menciptakan menciptakan karya sastra Islam harus orang Islam? Atau bisa saja orang non muslim berkarya yang karya sastra mereka berdasarkan adab Islam, lalu apakah sastra mereka dapat dikatakan sebagai sastra Islam? Kita perlu memahami maksud dari definisi di atass, bahwa yang dikatakan sastra Islam adalah sebuah karya yang berlandaskan adab islami yang orang yang membuat karya sastra itupun harus orang Islam. Jadi jika orang non muslim berkarya dengan ciri karya sastra Islam bukanlah disebut sastra Islam. Sastra itu bisa disebut dengan sastra yang bersumberkan Islam. Untuk memudahkan kita memahami maksud sebenarnya dari sastra Islam, berikut beberapa ciri sastra Islam, yaitu: (1) Jika sebuah cerpen, puisi, atau novel Islam, misalnya, tidak melalaikan pembaca atau penulisnya untuk mengingat Allah, (2) ketika membacanya akan diingatkan kepada ayat-ayat kauliyah maupun kauniyah-Nya, (3) ada unsur amar ma’ruf nahi munkar dengan tidak menggurui, (4) penuh dengan ibrah dan hikmah, (5) Ia kerap bercerita tentang cinta; baik cinta kepada Allah, Rasulullah, kedua orangtua, perjuangan di jalan-Nya. Cinta kepada kaum muslimin dan semua makhluk Allah; sesama manusia, hewan, tumbuhan, alam raya dan sebagainya. Ciri lainnya, karya sastra Islam tidak akan pernah mendeskripsikan hubungan badani, kemolekan tubuh perempuan atau betapa ‘indahnya’ kemaksiatan, secara vulgar dengan mengatasnamakan seni atau aliran sastra apapun. Ia juga tak membawa kita pada tasyabbuh bi’l kuffar, apalagi jenjang kemusyrikan. Sastra Islam akan lahir dari mereka yang memiliki ruhiyah Islam yang kuat dan wawasan keislaman yang luas. Penilaian apakah karya tersebut dapat disebut sastra Islam atau tidak, bukan dilihat pada karya sastra semata, namun juga dari pribadi pengarang, proses pembuatannya hingga dampaknya pada masyarakat. Sastra Islam bagi pengarangnya adalah suatu pengabdian yang harus dipertanggungjawabkan pada Allah dan umat. Sastra dalam kehidupan seorang muslim atau muslimah pengarang adalah bagian dari ibadah. Artinya tidak ada dari hasil karya mereka diniatkan selain untuk ibadah. Sebuah karya tak bisa dikatakan sebagai sastra Islam hanya karena mengambil setting (latar belakang) pesantren, masjid, mengetengahkan tokoh ulama dan menampilkan ritual-ritual keagamaan atau unsur sufistik. Sastra Islam lebih dari sekadar slogan atau simbol. Sang pengarang, kehidupan, Islam dan karyanya menjelma satu kesatuan. Para sastrawan Islam, berkarya tidak hanya sekadar berkarya, untuk menghasilkan sebuah kesenian yang indah, kata-kata yang mengagumkan, tetapi mereka jauh lebih besar dari itu. Mereka berkarya atas dasar iman kepada Allah dengan tujuan dari karyanya itu dapat menjadikan dirinya dekat kepada Allah dan orang yang membaca karya-karyanya bisa ikut juga menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan itu semua tentunya sebelum berkarya haruslah memperbaiki pribadi terlebih dahulu secara matang sampai benar-benar memahami agama Islam secara kaffah, sehingga apapun yang tertulis atau hasil karyanya benar-benar membawa kebaikan dunia dan akhirat. (Sumber: dari seorang penulis artikel)

Jumat, 02 Maret 2012

Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011

Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011
Oleh : Eka Rihan K.


Jambore Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia telah diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, 29 November 2011 yang lalu. Acara yang dihadiri Wamendikbud Wiendu Nuryati itu berlangsung sepekan hingga 3 Desember dan diikuti 1000 peserta dari 33 provinsi yang merupakan duta bahasa provinsi, Siswa SMA/SMK, mahasiswa perguruan tinggi, pemuda, pemuda berkebutuhan khusus, pemerhati bahasa dan sastra dari seluruh Indonesia, guru, dosen, dan Palang Merah Indonesia. Disamping bertukar pikiran terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam bahasa dan sastra, para peserta juga menampilkan kesenian dari daerah pada malam seni di tingkat kampung atau antar kampung. Kegiatan yang melibatkan peserta dari seluruh provinsi itu mendasari bahwa ini merupakan jambore nasional yang diikuti peserta dari Sabang sampai Merauke.
Momentum jambore ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya dapat berfungsi sebagai penunjang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia atau alat menyampaikan gagasan yang mendukung pembangunan Indonesia atau pengungkap pikiran, sikap, dan nilai-nilai yang berada dalam bingkai keindonesiaan. Bahasa Indonesia juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi politik, sosial, dan budaya, yang selanjutnya akan memberi sumbangan yang signifikan untuk membangun paradigma baru yang berjiwa Indonesia. Meskipun demikian, dewasa ini sikap dan kecintaan generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa, terhadap bahasa Indonesia seolah-olah menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan sikap dan semangat generasi muda menjelang dan awal kemerdekaan dahulu. Ketika itu, generasi muda memandang, bahwa bahasa Indonesia merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai persatuan Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Kondisi sekarang, bahasa Indonesia tidak lebih dari sebagai alat komunikasi.
Kondisi penurunan pandangan generasi muda terhadap peran bahasa Indonesia itu disebabkan beberapa faktor, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, kondisi itu disebabkan kurangnya penggalian dan pemanfaatan nilai-nilai bahasa dan sastra. Secara eksternal, pandangan generasi muda dipengaruhi budaya dan bahasa asing, sehingga krisis karakter pun terjadi. Kondisi ini sangat bertentangan dengan beberapa pihak yang mengaku bahwa bahasa Indonesia sebagai lambang dan identitas bangsa dapat dijadikan sebagai perekat kesatuan dan persatuan nasional. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia harus mampu mengembangkan peran sebagai media pembangun karakter bangsa demi martabat bangsa Indonesia dalam pergaulan lintas bangsa di dunia yang semakin mengglobal. Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, posisi generasi muda sangat strategis karena merekalah yang akan mengemban estafet kepemimpinan bangsa pada masa kini dan masa depan. Lantas, siapakah yang lebih bertanggung jawab terhadap hal ini? Apakah hanya generasi muda, pemerhati bahasa dan sastra, guru atau dosen saja yang seharusnya lebih banyak berperan terhadap ini tanpa dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak?
Pelaksanaan Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011 berlangsung sepekan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, baru-baru ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali digelar dan akan menjadi agenda tahunan program Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, guna menjaga ketahanan bahasa dan budaya Indonesia di tengah arus globalisasi. Jambore ini mengangkat tema Penggalian dan Pemanfaatan Nilai-Nilai Bahasa dan Sastra dalam Membangun Karakter Bangsa. Tujuan acara tersebut, pertama, menumbuhkan rasa solidaritas generasi muda yang berorientasi terhadap lahirnya jiwa persatuan pada anak bangsa yang mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, menggali dan memformulasi kearifan lokal daerah menjadi karakter bangsa. Ketiga, meningkatkan sikap positif para peserta terhadap bahasa nasional sebagai lambang identitas bangsa Indonesia.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Yeyen Maryani, memaparkan bahwa tujuan kegiatan jambore ini untuk meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra kita. Era globalisasi mesti diantisipasi dengan meningkatkan kegiatan kebahasaan dan sastra kita. Melalui jambore ini, generasi muda dapat mengenal lebih dekat identitas dirinya untuk mempertahankan jati diri bangsa.
Menurutnya, kesejatian diri mereka melalui kearifan lokal dengan tetap mempertahankan bahasa daerah sebagai bagian bahasa Indonesia. Kearifan lokal termuat di Tanah Air masih tetap aktual di Bumi Pertiwi kita. Generasi muda sekarang kurang memahami ini dan dalam kegiatan jambore ini dicoba untuk digali kembali, kearifan lokal menjadi kearifan nasional dan itulah kearifan Indonesia. Forum jambore ini tidak terlalu formal. Sasarannya adalah masyarakat luas terdiri dari mahasiswa, karang taruna, anak jalanan, dan ada juga anak berkebutuhan khusus. Mereka diajak berdiskusi dan bergembira, saling kenal satu sama lain dari berbagai daerah dan suku bangsa di Nusantara. Mereka menjadi lebih paham betapa kayanya Indonesia.
Para peserta antusias ingin berkomitmen tetap menyatukan bahasa daerah melalui bahasa Indonesia. Mereka berniat jambore pertama ini tetap dilanjutkan sebagai wujud menjunjung tinggi Sumpah Pemuda. Jambore akan menjadi agenda tahunan program Badan Bahasa. Lantas apa kelanjutan pascajambore bagi peserta? Mereka tentu punya keinginan sepulang dari kegiatan jambore ini untuk menyosialisasikan kepada teman-teman mereka di daerah masing-masing, melalui pemberdayaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di daerah dan pemangku kepentingan setempat, untuk membangkitkan gerakan cinta bahasa Indonesia.
Mereka dapat berkumpul di tempat kegiatan pemuda dengan tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Mereka pun telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Antaralain penertiban dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam media luar ruang, seperti papan nama, baliho, atau nama-nama perumahan yang cenderung menggunakan bahasa asing. Hal tersebut bukan larangan, tetapi lebih meminta ke pihak terkait untuk mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama.
Setidaknya dengan adanya Kegiatan Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011, tugas dan peran cukup berat yang selama ini diemban oleh pemerhati bahasa dan sastra, guru dan dosen, untuk memertahankan bahasa Indonesia dari pengaruh negatif globalisasi, dapat berkurang. Selain itu juga diharapkan agar kegiatan jambore ini tidak hanya sekedar seremonial bahasa, sastra dan kebudayaan belaka, sebagai wujud aktualisasi diri dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia di tengah globalisasi. Ketahanan bahasa Indonesia di tengah serbuan bahasa asing dapat diwujudkan dengan pengembangan bahasa yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang berkarakter. Semua itu membutuhkan kerja sama dan dukungan yang utuh dari semua pihak terkait, secara terus menerus dan konsisten.

Selasa, 28 Februari 2012

Pembelajaran dan Implikasinya terhadap Sistem Evaluasi & Asesmen Peserta Didik

Pembelajaran dan Implikasinya terhadap
Sistem Evaluasi & Asesmen Peserta Didik

Pemerintah sering melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas pendidik antara lain melalui pelatihan, seminar dan lokakarya, bahkan melalui pendidikan formal, dengan menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih tinggi. Kendatipun dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan, dan banyak penyimpangan, namun upaya tersebut paling tidak telah melahirkan suatu kondisi yang menunjukkan bahwa sebagian besar pendidik memiliki ijazah perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan guru mestinya berkorelasi positif dengan kualitas pendidikan, bersamaan dengan faktor lain yang mempengaruhinya. Namun tidak demikian kenyataannya. Dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak pendidik yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinya. Sekecil apapun kesalahan yang dilakukan pendidik, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan peserta didik. Untuk itu guru sebagai pendidik mesti memahami serta mengendalikan diri dari kesalahan-kesalahan, yang akan merugikan peserta didik.
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa kesalahan yang sering dilakukan pendidik dalam praktek pembelajaran dapat diikuti pada uraian berikut:
1. Pendidik tidak membuat RPP, mengajar tanpa persiapan tidak hanya akan merugikan peserta didik, tapi juga guru sebagai tenaga profesional. Seharusnya guru memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana jika salah satu komponennya terganggu tentu akan mengganggu seluruh sistem.
2. Pendidik kurang memberi perhatian dan penghargaan bagi peserta didik. Baik, memberi perhatian dan pendekatan bagi peserta didik yang bermasalah, dan memberi penghargaan yang pantas pada peserta didik yang berperilaku baik. Solusinya adalah dengan memperhatikan perilaku peserta didik yang menyimpang, dan mengeliminasi perilaku tersebut agar tidak terulang lagi. Memberi pujian dan penghargaan bagi peserta didik, karena sudah berperilaku baik.
3. Menegakkan disiplin atau memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan (destruktif disiplin). Kesalahan-kesalahan dalam penegakan disiplin akan mengakibatkan fatal bagi keselamatan pendidik itu sendiri, karena peserta didik sudah merasa dirusak kepribadian serta harga diri mereka. Agar tidak melakukan kesalahan dalam penegakan disiplin ada beberapa hal harus diperhatikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005) yaitu sebagai berikut:
(a) Disiplin peserta didik diwaktu tenang, (b) Gunakan disiplin secara tepat waktu tepat sasaran, (c) Hindari menghina dan mengejek peserta didik, (d) Pilihkan hukuman yang bisa dilaksanakan secara cepat, usahakan peserta tidak merasa bahwa dia dihukum, (e) Gunakan disiplin sebagai alat pembelajaran.
4. Mengabaikan Keragaman Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktivitas, kreativitas, intelegensi dan kompetensinya. Pendidik seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik dan menetapkan karakteristik yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri individual itulah yang menjadi karakteristik yang seharusnya pendidik memulai pelajaran.
5. Menganggap Peserta Didik Selalu Bodoh
Pendidik selalu merasa dirinya paling pintar dan merasa bahwa peserta didik yang dihadapinya lebih bodoh dibandingkan dirinya. Peserta didik dipandang sebagai gelas yang perlu diisi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat menyesatkan. Peserta didik sekarang dapat belajar melalui internet dan berbagai media massa yang mungkin pendidik itu sendiri belum pernah mencoba. Dalam hal ini pendidik harus menjadi pembelajar yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
6. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata, sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam prakteknya banyak pendidik yang tidak adil sehingga dapat merugikan peserta didik.
7. Memaksa hak peserta didik
Pendidik sering kali memaksa peserta didik untuk mendapatkan keuntungan.
8. Pendidik hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang dia miliki kepada peserta didik, dalam artian pengetahuan disajikan dari kepala pendidik ke peserta didik.
9. Pendidik hanya mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga belajar hanya untuk mengejar nilai, bukan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
10. Pendidik kurang memberikan ransangan dan inforcement bagi peserta didik untuk belajar dengan inkuiri atau penemuan sendiri. Pendidik sibuk memeriksa komponen-komponen sekolah, sehingga yang penting meningkatkan kualitas belajar peserta didik terabaikan.
11. Menilai peserta didik hanya pada hasil belajar saja, kurang disertai dengan proses pembelajaran.
12. Menilai keberhasilan peserta didik disegi kognitif saja, padahal keberhasilan peserta didik sangat ditunjang oleh emotional intelegent dan spritual intelegent.

Hampir tidak ada yang menolak bahwa diselenggarakannya suatu sistem pendidikan berkualitas adalah demi menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara intelektual, moral, kepribadian, dan kemampuan. Namun kenyataannya yang sedang disoroti orang adalah dimensi pengusaan pengetahuan peserta didik yang belum tentu berdampak pada pengembangan kemampuan intelektual, kematangan pribadi, serta kematangan moral dan berkarakter. Mengapa hal ini terjadi? Menurut Sudijarto (2008) hal ini disebabkan karena sistem evaluasi yang diterapkan di sekolah. Misalnya belum dapat memahami program pendidikan secara benar, belum mengenal dan menghayati input instrumen dan input lingkungan secara baik, pelaksanaan evaluasi pendidikan tidak diawali dengan proses assesmen (penilaian) yang baik terhadap semua komponen yang terkait, bahkan bukan itu saja yang salah, tapi juga kesalahan dalam memaknai evaluasi itu sendiri, masih ada yang berpersepsi bahwa evaluasi sama dengan pengukuran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Muri (2005), “Kebermaknaan evaluasi pendidikan sebagai pilar penyangga pengendali mutu, sering menjadi rapuh karena keterbatasan dalam memaknai arti, tujuan dan fungsi evaluasi serta keterbatasan teori evaluasi”. Karena semua fenomena di atas mengakibatkan bahwa evaluasi pendidikan belum berperan dan bermakna sebagai pilar penyedia informasi dan pengendali mutu pendidikan.

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu peserta didik, pendidik, pengelola sekolah, (kepala sekolah, karyawan dan dewan/komite sekolah), lingkungan (orang tua, masyararakat sekolah), kualitas pembelajaran, kurikulum, fasilitas belajar dan sebagainya (Edy Suhartoyo, 2005: 2). Pendapat lain komponen evaluasi menurut Muri (2005: 5) bahwa: Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terkandung tiga konsep, yaitu: memberikan pertimbangan (ludgenzent), nilai (value) dan arti (worth).

Dengan demikian, evaluasi pendidikan dapat berupa: evaluasi context / tujuan / kebijakan; evaluasi input, seperti evaluasi terhadap peserta didik, pendidik, prasarana dan sarana, kurikulum / program, serta input lingkungan; evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap proses atau kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang sedang berlangsung; evaluasi hasil/ produk; dan evaluasi "outcomes" (dampak). Semua komponen tersebut tidak ada yang bisa diabaikan, karena semua komponennya terkait.

Hal senada juga disampaikan oleh Djemari Mardapi (2003: 8) bahwa:
Usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaian, asesmen dan evaluasi. Keduanya saling terkait. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Selanjutnya sistem asesmen dan evaluasi yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.
Dengan demikian salah satu faktor yang penting untuk pembelajaran yang berkualitas dalam mencapai tujuan pendidikan nasional adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting untuk efektivitas pembelajaran adalah faktor asesmen dan evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Asesmen dan evaluasi dapat mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar secara terus menerus, dan juga mendorong pendidik untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen lembaga pendidikan dasar, lembaga pendidikan menengah, dan lembaga pendidikan tinggi.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam pembelajaran dibutuhkan pendidik yang tidak hanya mampu mengajar dengan baik tapi juga mampu melaksanakan asesmen dan evaluasi. Kegiatan asesmen dan evaluasi sebagai program dari pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Asesmen dan evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tapi juga perlu penilaian terhadap input, output, maupun kualitas pembelajaran itu sendiri. Optimalisasi sistem asesmen dan evaluasi menurut Djamari (2003: 12) memiliki makna, sistem asesmen dan evaluasi memberikan informasi yang optimal. Manfaat yang dicapai dari asesmen dan evaluasi itu sendiri adalah meningkatnya kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.

Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, asesmen dan evaluasi yang bersifat mikro sasarannya adalah program pendidikan, sedangkan yang bersifat makro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik, pencapaian ini bukan hanya bersifat kognitif saja, tapi juga mencakup semua potensi yang ada pada peserta didik. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru dan dosen (Djamari, 2000: 2).

Pembelajaran yang bermakna sebagai proses pembudayaan itu adalah pembelajaran yang dapat merangsang, menantang dan menyenangkan (Soedijarto, 2008). Diharapkan pembelajaran lebih bermakna bila pembelajaran sampai pada tingkat ”joy of discovery”. Dalam artian peserta didik akan mendapat rangsangan dan tantangan bila dapat menikmati proses penemuan dalam belajar. Salah satu proses penemuan berkaitan dengan kemampuan berpikir dari pemikirannya sendiri yang terhindar dari budaya copas (Copy Paste), yaitu kebiasaan mengopi sesuatu milik pribadi orang lain serta menganggap menjadi milik sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Unesco, melalui International Commision on Education for the Twenty First Century, mengusulkan empat pilar belajar. Penerapan empat pilar belajar menurut Soedijarto (2008) berarti bahwa proses pembelajaran memungkinkan peserta didik menguasai cara memperoleh pengetahuan, berkesempatan mene¬rapkan pengetahuan yang dipelajarinya, dan berkesempat¬an berinteraksi secara aktif dengan sesama peserta didik sehingga dapat menemukan dirinya. Salah satu faktor penentunya adalah pendidik, karena model pembelajaran seperti ini hanya dapat berlangsung dengan tenaga pendidik yang penuh konsentrasi. Kita dapat melihat sekolah yang berjubel dengan guru yang secara profesional kurang memenuhi syarat, dan proses pembelajaran tidak lebih dari mencatat, menghafal, dan mengingat kembali. Dalam hal ini pendidik dan pengelola pendidikan hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran yang akan berimplikasi pada asesmen dan evaluasi peningkatan kualitas pendidikan para peserta didik yang diajarnya.

Senin, 14 November 2011

MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I A
Bobot : 2 Sks
A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa lisan berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Kepala Direktorat kepada siapa laporan ini harus disampaikan tidak ada di tempat.
2. Hal itu pasti akan diketahui juga di kelak kemudian hari.
3. Orang itu saudara saya punya istri.
4. Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
5. Sebelumnya dipikir jangan berbicara dahulu.

B. Essay:
Perbaikilah pungtuasi dan ejaan penulisan huruf dan penulisan kata menjadi EYD yang baik dan benar) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
saya membaca dalam surat kabar bahwa bapak gubernur mengharapkan agar kita seminggu menggunakan bahasa indonesia kata saya waktu berkumpul dengan nyonya-nyonya kalangan tertentu anjuran yang sangat baik tetapi mengapa hanya seminggu saja bukanlah seharusnya kita selalu berbahasa indonesia menurut saya kita memang kurang memerhatikan penggunaan bahasa kita yang baik ah jeng jij kok zo stijf toh bicaranya mbok yang gewoon maar tiba-tiba je spreekt seperti in jouw karangasin de krant getus seorang di dalam lingkungan menggunakan bahasa campuran dengan nada echt holands berbahasa indonesia bagaimana masak masih dianjurkan itu kan sudah so wie se komentar yang lain yang agaknya penggemar istilah-istilah bahasa jerman (S.N. Sosroningrat).
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!






















MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I A
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa tulisan berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Harap tenang, baru ada ujian.
2. Seperti saya telah katakan saudara harus menceritakan apa yang saudara telah alami.
3. Dia sering berlagak pintar sendiri mentang-mentang dia kaya sendiri.
4. Sementara orang mengatakan bahwa hal itu tak usah dibesar-besarkan.
5. Tempat pemberhentian bus sudah banyak didirikan.
B. Essay:
Perbaikilah pungtuasi dan ejaan penulisan huruf dan penulisan kata menjadi EYD yang baik dan benar) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa walaupun bangsa cina merupakan mayoritas jumlahnya menunjukkan penurunan pada 1976 dibandingkan dengan 1973 penurunan ini lebih besar 6% yaitu dari sekitar 120 ribu menjadi 115 ribu bangsa-bangsa lain yang mengalami kenaikan cukup mencolok adalah amerika dan jepang bangsa amerika naik dengan lebih dari 3 kali lipat selama empat tahun sedangkan jepang 2,5 kali untuk periode yang sama bangsa india dan arab yang mana sudah jauh lebih lama menetap di indonesia khususnya di jakarta menunjukkan jumlah yang relatif konstan pertambahan jumlah tampaknya hanya disebabkan oleh pertambahan alamiah (Bambang Sungkono M.A.)
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!















MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I B
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa dialek dan terpelajar berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Sebelum dibicarakan secara formal baiklah diadakan dahulu pendekatan secara informal.
2. Hadirin dan hadirat dalam bulan Ramadhan ini marilah kita perlihatkan kita punya jiwa besar.
3. Hendaklah kita insafi bahwa apa yang kita telah lakukan tidak sah menurut peraturan organisasi kita.
4. Hak manusia haruslah dihormati dengan baik.
5. Tenaga ahli sangat kurang jumlahnya untuk proyek ini.
B. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.
Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalamuraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!








MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2010-2011
Semester/Kelas : Ganjil/I B
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa resmi dan tidak resmi berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Duduklah yang baik dan bicaralah yang benar.
2. Jepang harus ganti polanya hubungan ekonomi.
3. Motif yang bertolak kepada masalah tanah dalam keterangan itu tidak ditemukan.
4. Barangsiapa yang tidak menaati pengumuman ini akan dipertanggungjawabkan terhadap segala akibat yang ditimbulkannya.
5. Demikianlah laporan saya dan harap menjadi periksa adanya.
B. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.
Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!








MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I A
Bobot : 2 Sks
A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa lisan berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Kepala Direktorat kepada siapa laporan ini harus disampaikan tidak ada di tempat.
2. Hal itu pasti akan diketahui juga di kelak kemudian hari.
3. Orang itu saudara saya punya istri.
4. Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
5. Sebelumnya dipikir jangan berbicara dahulu.

B. Essay:
Perbaikilah pungtuasi dan ejaan penulisan huruf dan penulisan kata menjadi EYD yang baik dan benar) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
saya membaca dalam surat kabar bahwa bapak gubernur mengharapkan agar kita seminggu menggunakan bahasa indonesia kata saya waktu berkumpul dengan nyonya-nyonya kalangan tertentu anjuran yang sangat baik tetapi mengapa hanya seminggu saja bukanlah seharusnya kita selalu berbahasa indonesia menurut saya kita memang kurang memerhatikan penggunaan bahasa kita yang baik ah jeng jij kok zo stijf toh bicaranya mbok yang gewoon maar tiba-tiba je spreekt seperti in jouw karangasin de krant getus seorang di dalam lingkungan menggunakan bahasa campuran dengan nada echt holands berbahasa indonesia bagaimana masak masih dianjurkan itu kan sudah so wie se komentar yang lain yang agaknya penggemar istilah-istilah bahasa jerman (S.N. Sosroningrat).
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!

























MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I A
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa tulisan berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Harap tenang, baru ada ujian.
2. Seperti saya telah katakan saudara harus menceritakan apa yang saudara telah alami.
3. Dia sering berlagak pintar sendiri mentang-mentang dia kaya sendiri.
4. Sementara orang mengatakan bahwa hal itu tak usah dibesar-besarkan.
5. Tempat pemberhentian bus sudah banyak didirikan.

B. Essay:
Perbaikilah pungtuasi dan ejaan penulisan huruf dan penulisan kata menjadi EYD yang baik dan benar) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa walaupun bangsa cina merupakan mayoritas jumlahnya menunjukkan penurunan pada 1976 dibandingkan dengan 1973 penurunan ini lebih besar 6% yaitu dari sekitar 120 ribu menjadi 115 ribu bangsa-bangsa lain yang mengalami kenaikan cukup mencolok adalah amerika dan jepang bangsa amerika naik dengan lebih dari 3 kali lipat selama empat tahun sedangkan jepang 2,5 kali untuk periode yang sama bangsa india dan arab yang mana sudah jauh lebih lama menetap di indonesia khususnya di jakarta menunjukkan jumlah yang relatif konstan pertambahan jumlah tampaknya hanya disebabkan oleh pertambahan alamiah (Bambang Sungkono M.A.)
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!















MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/I C
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa dialek dan terpelajar berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Sebelum dibicarakan secara formal baiklah diadakan dahulu pendekatan secara informal.
2. Hadirin dan hadirat dalam bulan Ramadhan ini marilah kita perlihatkan kita punya jiwa besar.
3. Hendaklah kita insafi bahwa apa yang kita telah lakukan tidak sah menurut peraturan organisasi kita.
4. Hak manusia haruslah dihormati dengan baik.
5. Tenaga ahli sangat kurang jumlahnya untuk proyek ini.
B. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.
Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalamuraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!





MID SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah : UIN 1110
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2010-2011
Semester/Kelas : Ganjil/I C
Bobot : 2 Sks

A. Essay:
1. Jelaskan ragam bahasa resmi dan tidak resmi berdasarkan contoh!
2. a. Temukan peristiwa apa saja yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia!
b. Jelaskan mengapa bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia!
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Apa maksudnya?
3. Pilihlah salah satu topik di bawah ini, kemudian buatlah uraian singkat dengan menggunakan konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar!
a. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengembangan ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan.
c. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa teknologi.
d. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa seni.
4. a. Jelaskan pengertian diksi dan berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat, sesuai dengan pemahaman kamu!
b. Buatlah sebuah paragraf/tulisan yang menggunakan majas (figure of speech) dan idiom!
5. Telitilah kesalahan atau kejanggalan dalam kalimat-kalimat di bawah ini dan selanjutnya perbaiki menjadi struktur kalimat yang benar!
1. Duduklah yang baik dan bicaralah yang benar.
2. Jepang harus ganti polanya hubungan ekonomi.
3. Motif yang bertolak kepada masalah tanah dalam keterangan itu tidak ditemukan.
4. Barangsiapa yang tidak menaati pengumuman ini akan dipertanggungjawabkan terhadap segala akibat yang ditimbulkannya.
5. Demikianlah laporan saya dan harap menjadi periksa adanya.
B. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!
Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.
Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!








MID SEMESTER (UTS)

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2010-2011
Semester/Kelas : Ganjil/III A
Bobot : 2 Sks

A. Essay:

1. Jelaskan proses pemerolehan bahasa anak!
2. Jelaskan pusat dalam otak manusia yang menghasilkan bahasa
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan pendekatan, metode, strategi dan model pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan contoh penerapannya dalam kelas!
4. Jelaskan pengertian kurikulum disertai perubahan Kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum Pembelajaran Tematik !
5. Analisislah beberapa pendekatan, metode, dan strategi yang sesuai untuk kompetensi pembelajaran membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan!


Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!











MID SEMESTER (UTS)

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S1)
Fakultas/Universitas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Akademik : 2010-2011
Semester/Kelas : Ganjil/III B
Bobot : 2 Sks

A. Essay:

1. Jelaskan proses pemerolehan bahasa anak!
2. Jelaskan pusat dalam otak manusia yang menghasilkan bahasa
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan pendekatan, metode, strategi dan model pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan contoh penerapannya dalam kelas!
4. Jelaskan pengertian kurikulum disertai perubahan Kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum Pembelajaran Tematik !
5. Analisislah beberapa pendekatan, metode, dan strategi yang sesuai untuk kompetensi pembelajaran membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan!

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan dalam uraian jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!

Jumat, 04 November 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)

Mata Kuliah : Sanggar Bahasa
Kode Mata Kuliah : MKB 3313
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Fakultas/Universitas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ C9
Bobot : 2 Sks
A. Essay:
Jelaskan perbedaan penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulis nonformal dan formal berikut ini berdasarkan pernyataan bahwa bahasa bersifat dinamis dan terus berkembang!
Ragam Nonformal Lisan: dipakai untuk berbicara sehari-hari di rumah, bergunjing, bercerita, mengobrol.
Ragam Formal Lisan: dipakai untuk berceramah ilmiah, berpidato resmi, berdiskusi formal, berdebat resmi.
Ragam Nonformal Tulis: dipakai untuk menulis surat kepada kerabat, menulis surat kepada teman, menulis catatan harian.
Ragam Formal Tulis: dipakai untuk menulis surat resmi, menulis makalah dan artikel, menulis proposal, menulis laporan formal.
B. Essay:

Buatlah sebuah artikel yang membahas masalah logika dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan terlebih dahulu menentukan: topik artikel dan kerangka artikel. Artikel minimal 1000 kata!

C. Essay:
1. Carilah sebuah artikel yang membahas problematika pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Parafrasekan artikel tersebut setelah terlebih dahulu menilai isi, urutan pikiran, dan bahasa yang terkandung dalam artikel tersebut!
2. Jelaskan pengertian parafrase!
3. Carilah topik dalam paragraf berikut ini, berada di awal, di awal dan akhir, atau di akhir paragraf, berikan alasan yang tepat!
”Banyak warga Wonogiri pergi ke Jakarta, (karena) kota itu disangka orang tempat yang dengan mudah menyediakan mata pencaharian. (Tetapi) kenyataannya tidak seperti yang diimpikan orang.

D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!









UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)

Mata Kuliah : Sanggar Bahasa
Kode Mata Kuliah : MKB 3313
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Fakultas/Universitas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ C9
Bobot : 2 Sks
A. Essay:
Jelaskan perbedaan penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulis nonformal dan formal berikut ini berdasarkan pernyataan bahwa bahasa bersifat dinamis dan terus berkembang!
Ragam Nonformal Lisan: dipakai untuk berbicara sehari-hari di rumah, bergunjing, bercerita, mengobrol.
Ragam Formal Lisan: dipakai untuk berceramah ilmiah, berpidato resmi, berdiskusi formal, berdebat resmi.
Ragam Nonformal Tulis: dipakai untuk menulis surat kepada kerabat, menulis surat kepada teman, menulis catatan harian.
Ragam Formal Tulis: dipakai untuk menulis surat resmi, menulis makalah dan artikel, menulis proposal, menulis laporan formal.

B. Essay:

Buatlah sebuah artikel yang membahas masalah logika dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan terlebih dahulu menentukan: topik artikel dan kerangka artikel. Artikel minimal 1000 kata!

C. Essay:
1. Carilah sebuah artikel yang membahas problematika pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Parafrasekan artikel tersebut setelah terlebih dahulu menilai isi, urutan pikiran, dan bahasa yang terkandung dalam artikel tersebut!
2. Jelaskan pengertian parafrase!
3. Carilah topik dalam paragraf berikut ini, berada di awal, di awal dan akhir, atau di akhir paragraf, berikan alasan yang tepat!
”Ilmuwan dari University of Maryland Medical Center, Baltimore, Amerika Serikat berhasil menunjukkan keterkaitan antara tawa dan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, tawa terlihat dapat melancarkan peredaran darah. ”Tiga puluh menit berolah raga sebanyak tiga kali dalam seminggu serta 15 menit tertawa lepas semestinya dijadikan bagian dari gaya hidup sehat,” ujar Michael Miller dari universitas tersebut.

D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!





UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)

Mata Kuliah : Morfologi
Kode Mata Kuliah : MKB 3303
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Fakultas/Universitas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ C2
Bobot : 3 Sks
A. Essay:
Jelaskan perbedaan penggunaan morfem bebas dan morfem terikat yang terdapat pada wacana berikut ini!
Ragam Nonformal Lisan: dipakai untuk berbicara sehari-hari di rumah, bergunjing, bercerita, mengobrol.
Ragam Formal Lisan: dipakai untuk berceramah ilmiah, berpidato resmi, berdiskusi formal, berdebat resmi.
Ragam Nonformal Tulis: dipakai untuk menulis surat kepada kerabat, menulis surat kepada teman, menulis catatan harian.
Ragam Formal Tulis: dipakai untuk menulis surat resmi, menulis makalah dan artikel, menulis proposal, menulis laporan formal.

B. Essay:

Jelaskan fungsi dan makna prefiks dan infiks beserta contoh penggunaannya dalam kalimat minimal 5 buah!

C. Essay:

1. Jelaskan pengertian alomorf dan proses morfofonemik!

2. Carilah alomorf dan morfofonemik dalam paragraf berikut ini! Jelaskan dan berikan alasan yang tepat!
”Ilmuwan dari University of Maryland Medical Center, Baltimore, Amerika Serikat berhasil menunjukkan keterkaitan antara tawa dan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, tawa terlihat dapat melancarkan peredaran darah. ”Tiga puluh menit berolah raga sebanyak tiga kali dalam seminggu serta 15 menit tertawa lepas semestinya dijadikan bagian dari gaya hidup sehat,” ujar Michael Miller dari universitas tersebut.

3. Jelaskan penggunaan afiks asing yang masih produktif!


Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!





UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)

Mata Kuliah : Morfologi
Kode Mata Kuliah : MKB 3303
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Fakultas/Universitas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ C2
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Jelaskan perbedaan penggunaan morfem bebas dan morfem terikat yang terdapat pada wacana berikut ini!
Ragam Nonformal Lisan: dipakai untuk berbicara sehari-hari di rumah, bergunjing, bercerita, mengobrol.
Ragam Formal Lisan: dipakai untuk berceramah ilmiah, berpidato resmi, berdiskusi formal, berdebat resmi.
Ragam Nonformal Tulis: dipakai untuk menulis surat kepada kerabat, menulis surat kepada teman, menulis catatan harian.
Ragam Formal Tulis: dipakai untuk menulis surat resmi, menulis makalah dan artikel, menulis proposal, menulis laporan formal.

B. Essay:

Jelaskan fungsi dan makna sufiks dan konfiks beserta contoh penggunaannya dalam kalimat minimal 5 buah!

C. Essay:

1. Jelaskan pengertian alomorf dan proses morfofonemik!

2. Carilah alomorf dan morfofonemik dalam paragraf berikut ini! Jelaskan dan berikan alasan yang tepat!
”Ilmuwan dari University of Maryland Medical Center, Baltimore, Amerika Serikat berhasil menunjukkan keterkaitan antara tawa dan kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, tawa terlihat dapat melancarkan peredaran darah. ”Tiga puluh menit berolah raga sebanyak tiga kali dalam seminggu serta 15 menit tertawa lepas semestinya dijadikan bagian dari gaya hidup sehat,” ujar Michael Miller dari universitas tersebut.

3. Jelaskan penggunaan afiks asing yang masih produktif beserta contoh afiks tersebut!


Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!







UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


Mata Kuliah : Teori Belajar Bahasa
Kode Mata Kuliah : MKB 3511
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Fakultas/Universitas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ A5
Bobot : 2 Sks

A. Essay

1. Jelaskan proses pemerolehan bahasa dalam kehidupan manusia!
2. Jelaskan dengan rinci mengenai bagian otak manusia yang mengolah bahasa!
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemerolehan bahasa anak usia sekolah dalam pembelajaran bahasa di sekolah!
4. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara teori belajar : (a) Teori Koneksionisme dari Thorndike, (b) Teori Conditioning, © Teori Gestalt dari Koffka, (d) Teori Medan dari Lewin!
5. Jelaskan berdasarkan pengamatan data di lapangan mengenai tahapan perkembangan fisik dan psikis anak dalam pemerolehan bahasa pertama!
6. Jelaskan dengan menggunakan peta konsep mengenai perbedaan pemerolehan bahasa pertama (B1) dengan pemerolehan bahasa kedua (B2)!


Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!

Selasa, 01 November 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.03
Bobot : 3 Sks
A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agar menjadi kalimat efektif!
1. Di negara-negara itu bahaya-bahayanya penyakit tersebut masih dikhawatirkan akan selalu mengancam setiap waktu.
2. Hakekat bahasa yang sebenarnya untuk memberikan pengertian kepada kita makna apa yang terkandung oleh kita dan juga memberikan pengertian apa yang kita ucapkan dan maksudkan.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!
1. Diksi non fiksi:
Pelaku antara pasar konsumsi dan pasar faktor produksi berkebalikan. Pada pasar konsumsi yang menjadi penjual atau penyedia barang yang dijual adalah produsen, sedangkan pada pasar faktor produksi, modal, tenaga kerja, dan alam dijual dan disediakan oleh masyarakat yang biasa menjadi konsumen dalam pasar barang konsumsi (rumah tangga konsumsi). Begitu pula pembelinya, pada pasar faktor produksi pembeli yang membutuhkan (tanah, bahan baku, tenaga kerja, dan modal) adalah para produsen untuk memenuhi kebutuhan proses produksinya.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 1)
Barangsiapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Barangsiapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang makrifat
Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari
Barangsiapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terperdaya
Barangsiapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan pada bidang niaga beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang ekonomi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik dan benar!
a. Lagu itu amat meresapkan hatinya sekali
b. Isi dari perjanjian itu ialah Indonesia menyediakan pulau Batam untuk daerah industri, sedangkan Singapura harus menyediakan modal.
c. Pers sepertinya tidak mau memperhatikan peringatan pemerintah.
d. Dewasa ini pertumbuhan agama Islam di Amerika cukup baik.
e. Setelah tinggal di Singapura orang mesti pandai berbahasa Inggris.
f. Dalam pembagian pupuk petani harus didahului.
g. Dua hari sebelum 17 Agustus semua toko harus sudah siap dihias.
h. Berapa jumlah pendapatmu hari ini?
i. Saya berselisih pendapat dengan dia.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Adat – tradisi
Antik – kuno
Ahad – minggu
Angkut – angkat
Asuh – ajar
Akan – hendak
Ampas – limbah
Anyir – busuk
Batas – hingga
Bulat – bundar

D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!











UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.03
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agal menjadi kalimat efektif!
1. Tak lupa saya ucapkan banyak-banyak terimakasih atas perhatian bapak yang mana telah sudi membimbing kami dan memberikan kritik-kritik, bila ada kesalahan-kesalahan/kekurangan-kekurangan dalam karya saya ini, mohon dimaafkan.
2. Begitu juga dengan jaminan sosial mereka dalam bidang pendidikan, bagi mereka faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk dapat menjadi negara yang maju.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!

1. Diksi non fiksi:
Pelaku antara pasar konsumsi dan pasar faktor produksi berkebalikan. Pada pasar konsumsi yang menjadi penjual atau penyedia barang yang dijual adalah produsen, sedangkan pada pasar faktor produksi, modal, tenaga kerja, dan alam dijual dan disediakan oleh masyarakat yang biasa menjadi konsumen dalam pasar barang konsumsi (rumah tangga konsumsi). Begitu pula pembelinya, pada pasar faktor produksi pembeli yang membutuhkan (tanah, bahan baku, tenaga kerja, dan modal) adalah para produsen untuk memenuhi kebutuhan proses produksinya.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 2)
Barangsiapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barangsiapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barangsiapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya beroleh berkat
Barangsiapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji



C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan pada bidang pendidikan beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang ekonomi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik!
a. Dalam sejarah Indonesia terkenal Konferensi Meja Bulat.
b. Sekali-sekali tidaklah saya mencintai dia.
c. Perbuatan jembatan itu banyak memerlukan biaya.
d. Dia meloncat ke dalam air.
e. Dia seorang atlit lompat galah.
f. Kami menyampaikan ucapan duka cita kepada para korban.
g. Kalau kita akan berangkat 10 hari lagi, maka hari keberangkatan kita jatuh minggu depan.
h. Buku tulis ABC enak ditulisnya.
i. Tadi saya sudah katakan.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Bunyi – suara
Buah – isi
Berikan – hidangkan
Beda – selisih
Bank – bang
Boroh – buruh
Bersalah – berdosa
Bantuan – pinjaman
Bobot – bubut
Bara – barah




D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!



UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi / UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.04
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agal menjadi kalimat efektif!
1. Selain udara, matahari juga berguna bagi pembentukan Vitamin D dan pembentukan tulang.
2. Di dalam keluarga di mana dua orang manusia, dengan kuasa yang diterima dari Allah sendiri, mampu menciptakan seorang manusia baru.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!

1. Diksi non fiksi:
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah mempraktikkan ”ilmu kimia”, meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara yang sederhana dan diawali dengan kegiatan coba-coba. Sebagai contoh, sekitar 3500 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir Kuno telah mengetahui cara mengawetkan mayat, membuat anggur, membuat keramik, mengolah tembaga, serta meramu obat-obatan, dan zat pewarna. Akan tetapi, pada saat itu belum ada penjelasan secara teoritis yang berkaitan dengan cara-cara tersebut.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 3)
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Berjalan hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi



C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan pada bidang lisan beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang ekonomi akuntansi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik!
a. Ucapanmu itu adalah tidak benar
b. Apa yang mereka harus perbuat
c. Rumahnya adik saya besar sekali
d. Dia diberi tahu yang ayahnya meninggal
e. Sebelumnya jam 10 saya tak bisa tidur
f. Bajumu bagus, di mana belinya?
g. Sudah saya bilang sama dia ayahnya akan datang
h. Si sakit itu akan makan sate.
i. Dia suka datang terlambat.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Bulu – buluh
Bengkalai – sisa
Biarkan – lepaskan
Bekerja – bermain
Bungkus – balut
Berlari – bergegas
Bertempur – berperang
Bukan – tidak
Belah – keping
Curi – rampok





D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.
Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!



UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi / UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.04
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agal menjadi kalimat efektif!
1. Dari beberapa pokok persoalan yang diberikan untuk membandingkan dua atau lebih dialek, antara lain dalam bidang fonetik atau semantik.
2. Di dalam buku ini terdapat istilah-istilah kekerabatan yang terdapat pula orang Jawa dan Sunda dalam susunan masyarakat, yang ditulis berdasarkan Ilmu Antropologi.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!

1. Diksi non fiksi:
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah mempraktikkan ”ilmu kimia”, meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara yang sederhana dan diawali dengan kegiatan coba-coba. Sebagai contoh, sekitar 3500 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir Kuno telah mengetahui cara mengawetkan mayat, membuat anggur, membuat keramik, mengolah tembaga, serta meramu obat-obatan, dan zat pewarna. Akan tetapi, pada saat itu belum ada penjelasan secara teoritis yang berkaitan dengan cara-cara tersebut.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 4)
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datang daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung





C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan pada bidang tulisan beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang Ekonomi Akuntansi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik!
a. Sukar sekali memahamkan hitungan itu.
b. Saya hendak ke pasar besok akan membeli sepatu.
c. Kepada Bapak Kepala Sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.
d. Bersama surat ini saya ucapkan terima kasih.
e. Saya disuruh pulang sama ibu.
f. Di mana rumahnya Si Leman.
g. Tolong tanyakan sama dokter!
h. Bolehnya bicara dengan siapa?
i. Hari ini banyak orang berbelanja di pasar. Mereka-mereka kebanyakan ibu rumah tangga.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Cobaan – siksaan
Cocok – cucuk
Contoh – ibarat
Cermin – kaca
Cerdik – pintar
Cerita – berita
Daki – kotoran
Dengan – dan
Dalil – dalih
Di – ke




D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!














UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Ganjil)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.06
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agal menjadi kalimat efektif!
1. Kegunaan dengan adanya gedung sekolah dalam menjalankan pendidikan, tentu saja di sini meliputi kegunaan dari sekolah-sekolah yang rendah tingkatannya sampai kepada sekolah tinggi.
2. Dengan besarnya pengaruh tenaga pendidik dalam soal pendidikan maka kiranya pemerintah perlu mengadakan perbaikan-perbaikan dalam rangka kesejahteraan guru-guru, misalnya dengan diberi jaminan sosial yang baik bagi guru-guru itu, antara lain: gaji yang cukup memuaskan serta perumahan yang baik, yang sesuai dengan mereka, pengangkutan yang disediakan untuk para guru-guru, baju beberapa stel untuk mengajar, sepatu, iuran untuk guru-guru, tiap-tiap bulan sebagai tambahan dan honorarium yang cukup memuaskan bagi guru-guru yang mempunyai kelebihan jam mengajar.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!

1. Diksi non fiksi:
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah mempraktikkan ”ilmu kimia”, meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara yang sederhana dan diawali dengan kegiatan coba-coba. Sebagai contoh, sekitar 3500 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir Kuno telah mengetahui cara mengawetkan mayat, membuat anggur, membuat keramik, mengolah tembaga, serta meramu obat-obatan, dan zat pewarna. Akan tetapi, pada saat itu belum ada penjelasan secara teoritis yang berkaitan dengan cara-cara tersebut.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 5)
Jika hendak mengenal orang yang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang yang mulia
Lihat kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan ragam dialek beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang Ekonomi Akuntansi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik!
a. Kita orang tidak suka makan daging.
b. Bukunya siapa ini?
c. Bapak menanyakan saya dengan ibu?
d. Sementara orang meragukan berita itu.
e. Bilang sama dia, ”Kami sudah makan”.
f. Saya punya anak nakal sekali.
g. Botol itu berisi dengan minyak.
h. Di waktu hujan jalan itu licin.
i. Nasibmu bergantung dari usahamu sendiri.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Debu – tanah
Dikenal – terkenal
Dihentikan – diberhentikan
Efektif – Efisien
Enteng – ringan
Engkar – pembangkang
Ekor – kemudi
Fiktif – palsu
Forum – saluran
Gagap – gugup

D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!












UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
(Jenis Soal: Genap)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode Mata Kuliah :
Jurusan/Program Studi : Akuntansi (S1)
Fakultas/Universitas : Ekonomi / UNMRAH
Tahun Akademik : 2011-2012
Semester/Kelas : Ganjil/ 1.06
Bobot : 3 Sks

A. Essay:
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini, dengan seksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya! Bagaimana Anda dapat memperbaiki atau menyempurnakan kalimat-kalimat itu? Perbaiki dan sempurnakanlah kalimat tersebut agal menjadi kalimat efektif!
1. Kita seringkali mendengar dan mengetahui berita-berita dari surat-surat khabar, majalah-majalah maupun dari berita-berita yang kita peroleh sendiri di beberapa tempat terutama di daerah Jawa Barat timbul keluh kesah dari rakyat terutama kaum petani, ini disebabkan merajalelanya tikus-tikus yang menyebabkan berpuluh-puluh bahkan ratusan hektare sawah-ladang dalam sekejap mata habis terganyang oleh hama tikus itu.
2. Semua sebab akibatnya sangat menyedihkan bagi rakyat terutama kaum petani karena di daerahnya kemungkinan besar akan timbul bahaya kelaparan timbul penyakit dan bahaya kemungkinan kekurangan bahan makanan pokok lain, misalnya jagung, singkong, dan tanaman palawija lainnya.
B. Essay:
Jelaskan penggunaan diksi non fiksi dan fiksi beserta makna yang dikandungnya dalam penggalan beberapa kalimat berikut!

1. Diksi non fiksi:
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah mempraktikkan ”ilmu kimia”, meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara yang sederhana dan diawali dengan kegiatan coba-coba. Sebagai contoh, sekitar 3500 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir Kuno telah mengetahui cara mengawetkan mayat, membuat anggur, membuat keramik, mengolah tembaga, serta meramu obat-obatan, dan zat pewarna. Akan tetapi, pada saat itu belum ada penjelasan secara teoritis yang berkaitan dengan cara-cara tersebut.
2. Diksi Fiksi: Gurindam Dua Belas Gubahan Raja Ali Haji (Pasal 6)
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
C. Essay:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan ragam bahasa yang digunakan ragam terpelajar beserta contoh!

2. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia!

3. Jelaskan fungsi Bahasa Indonesia jika dihubungkan dengan penggunaannya pada bidang Ekonomi Akuntansi!

4. Berikut ini diberikan sejumlah pemakaian bahasa yang kurang teliti. Cobalah perhatikan dan perbaikilah sehingga menjadi bahasa yang baik!
a. Dia duduk di muka sendiri
b. Di ujung jalan itu ada tempat bikin betul sepeda
c. Kamu malas, makanya dimarahi bapak
d. Pertemuan kita hari ini yang mana untuk membahas program kerja bulan depan
e. Busi yang sudah mati tidak berguna lagi
f. Teman yang baik adalah teman yang patuh
g. Tolong belikan saya jagung bakar
h. Saya disuruh guru mengumpulkan pulpennya yang jatuh
i. Indonesia berbeda waktu dengan Inggris 10 jam.

5. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat dipisahkan daripada seleksi kata-kata dalam berbahasa. Tiap kita berbahasa sebaiknya kita memperhatikan kata-kata yang akan kita pergunakan. Sebab kesalahan mempergunakan kata-kata dalam berbahasa akan memberi peluang pula kepada kesalahan dalam berbahasa. Sedangkan kesalahan itu tidak hanya sebatas merugikan pemakai kata-kata tersebut, tetapi juga merugikan lawan bicara atau pembaca. Karena itu, dalam berbahasa seyogianya orang tidak hanya sekedar mementingkan pemahaman dirinya saja, tetapi juga harus dipertimbangkan kemungkinan kemampuan pemahaman orang lain.
Memandang pentingnya masalah itu, maka di sini akan diberikan sejumlah kata yang sering dikacaukan dalam pemakaian bahasa. Padahal kata-kata ini sebaiknya dibedakan dalam berbagai situasi pemakaian bahasa, agar bahasa yang kita pakai dapat lebih komunikatif. Perhatikanlah daftar pasangan kata-kata yang sering dikacaukan di bawah ini. Kemudian pilih dan jelaskan mana yang tepat dan tidak tepat pemakaiannya!
Gugur – runtuh
Perahu – Tongkang
Perlombaan – Pertandingan
Pelajaran – Pengajaran
Patuh – setia
Peradilan – pengadilan
Pakar – pikir
Pancuran – pancaran
Pekan – pakan
Penghitungan – perhitungan





D. Essay:
Tentukan jenis Ejaan yang Disempurnakan (pungtuasi, penulisan huruf dan penulisan kata) yang terdapat pada penggalan paragraf berikut ini!

Kata Ahad dengan Minggu tidaklah sama. Yang pertama nama hari, sedangkan yang kedua adalah nama kesatuan jumlah hari dari Ahad sampai Sabtu. Coba bandingkan kalimat ”Kita berangkat Minggu depan” dengan kalimat ”Kita berangkat Ahad depan”. Dalam kalimat yang pertama tidak diketahui hari apa kita akan berangkat. Sebaliknya dalam kalimat kedua, jelas sekali hari kita berangkat itu. Karena itu, kalimat kedua lebih informatif daripada kalimat pertama. Inilah agaknya yang menyebabkan dua media cetak Tempo dan Republika membedakan kedua kata itu dalam pemberitaan mereka. Tidak ada bahasa yang mengacaukan nama hari dengan minggu. Dalam bahasa Inggris Ahad ialah Sunday, sedangkan minggu ialah week. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu itu) sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Rupanya nama-nama hari itu tidak dinamakan menurut nama dewa-dewa seperti nama hari dalam bahasa Yunani-Latin atau merujuk pada mitos kepercayaan primitif, tetapi dinamakan hitungan. Karena itu hari pertama bernama Ahad yang berarti satu. Selanjutnya Senin (dua), Selasa (tiga), Rabu (empat), Kamis (lima). Hanya Jum’at yang tidak menurut hitungan semestinya bernama Sitta (enam). Diberi nama Jum’at karena pada hari itu umat Islam berkumpul. Jadi nama hari itu berasal dari kata jama’ah. Selanjutnya hari Sabtu kembali berdasarkan hitungan yang berarti tujuh. Perhatikanlah perbandingan antara bilangan dengan nama hari tersebut:
Wahid (satu) Ahad
Isnain (dua) Senin
Tsalatsa (tiga) Selasa
Arba’ (empat) Rabu
Khamis (lima) Kamis
Sittah (enam) Jumat (hari berkumpul, suatu kecuali)
Saba’ (tujuh) Sabtu
Samaniah (delapan) Tari Saman di Aceh penarinya 8 orang
Tis’a (sembilan) Ada nama Tisna Amijaya, dia anak ke 9
Asyar (sepuluh) Perhatikan ada hari Asyura, 10 Muharram.

Berdasarkan keadaan itu, maka minggu adalah urutan nama hari dari Ahad sampai Sabtu yang jumlahnya ada 7 hari. Jadi sistematik waktu itu dalam bahasa Indonesia berawal dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan berakhir dengan abad. Sementara itu kita mengenal pula kata pekan. Sedangkan pasar adalah tempat berjual beli. Pekan adalah hari pasar yang biasanya terjadi sekali dalam seminggu. Maka ada pekan Ahad, pekan Senin, pekan Sabtu dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah hari dalam sepekan sama dengan jumlah hari dalam seminggu, yaitu 7 hari. Yang beda ialah urutannya.

Note: dalam menjawab soal mid semester ini sertakan:
1. Print out lembaran soal yang Anda kerjakan (Kriteria soal genap/ganjil ditentukan berdasarkan urutan nomor Anda pada absen beserta kelas) dikumpul beserta lembar jawaban!
2. Buat daftar rujukan buku dan sumber yang Anda gunakan sebagai panduan untuk menganalisis jawaban mid semester ini di akhir jawaban!
3. Kejujuran dalam menjawab soal ini secara individu lebih diutamakan dan dihargai daripada menjawab soal secara berkelompok!